Selasa, 11 Agustus 2009

Minggu pertama sekolah Cindai

entah kenapa sedang writing blue. Heuheuu...…kok rasanya malas sekali menengok multiply. Fesbukaaaan mulu.

Kita cerita tentang hari sekolah Cindai yaaa... Cindai sudah mulai serius bersekolah. Serius, dalam artian sudah sekolah rutin 5 hari seminggu dan sakit-izin-alpha-terlambat sudah dihitung oleh guru.

Hari-hari kami sebagai ibu-anak bersekolah pun dimulai. Kok saya ikutan sekolah lagi ?, ya iya, karena buat anak umur segitu kan yang lebih repot ibunya, ya menghafalkan jadwal seragam anak (Cindai punya 3 seragam yang dipakai selang seling dengan baju bebas), ya membuatkan bekal sekolah (ada dua hari dalam seminggu yang bawa bekal dari rumah, 3 hari yang lain diberi makanan sehat oleh sekolah), hari Jumat bawa kayak semacam PR untuk mengulang pelajaran di sekolah dan juga dibagikan buku Jejak Langkah, yaitu buku laporan mingguan, isinya kegiatan cindai setiap hari di sekolah.

Mengenai si PR... tadinya saya sudah agak kecewa ketika di Parents Meeting diberi tau bahwa tiap Jumat akan dibagikan PR untuk dikerjakan di rumah. Niat saya masukkin Cindai ke Gagas kan supaya anak tidak diberi PR di usia dini. Kasian aja gitu, kecil kecil dah ngerjain PR... tapi ternyata pas dilihat, heuheu, sama aja kayak majalah Hipoo yang tiap bulan dibeli Cindai yang isinya habis dilalap dalam sejam. Cindai malah senang banget tiap diberi PR dan semangat mengerjakannya. Nah kalau gitu gak papah, asal anaknya senang dan tak merasa terbebani.

Tiap Jumat juga tiap murid diberi buku Jejak Langkahku, yang isinya kegiatan anak setiap hari. Ada-ada aja kelakuan Cindai yang lucu yang ‘dilaporkan guru. Pernah suatu malam saat pillow talk, Cindai cerita temannya yang namanya AlFath minta bekalnya. Saya tanya, “terus dikasih gak sama teteh ?. jawabannya, dikasih dong… wah saya bangga, asoy, sukses ni ngedidik anak gak pelit. Ternyata, di buku Jejak Langkah itu tertulis hari Rabu Cindai menyembunyikan makanannya di bawah meja supaya tidak diminta teman-temannya… huhahahahah….ternyata dia teuteuuup... anak kecil ya, waktu saya tanya “ayo, waktu temennya minta bekel, sama teteh diumpetin di bawah meja ya ?. Cindai Cuma jawab, “abis makanan ibu enak sih… diingat ingat lagi, hari itu dia bawa Pizza Tortilla yang dia suka banget, jadi ya solusinya si ibu kayaknya harus bawain lebih deh kalo bekalnya makanan favorit, jadi dia mau bagi bagi...

Oya, si buku jejak itu sebaiknya diisi juga komentar orang tua, dan apa aja yang dilakukan di rumah…biar ada kesinambungan antara pola asuh di sekolah dan di rumah.

Tiap bulan juga ada parents meeting, yang diabsen lhooo…kikikik…bener kan kita srasa ikut skola. Si parents meeting ini setengah wajib, dan jadi bahan penilaian guru saat anak nanti naik kelas dari PG ke TK atau ke SD. Jadi tiap naik tingkat kan ada seleksi, karena jumlah kursi makin mengerucut. Seleksinya yang dilihat bukan si anak, skola Cindai akan menerima setiap anak. Gak ada istilah anak pintar atau bodoh, atau ABK, karena Gagas kan sekolah inklusi juga. Autis pun diterima, tiap anak kan emang unik dan tidak boleh dibeda-bedakan dalam hal pendidikan. Tapi yang diseleksi adalah orang tuanya, mereka perhatian gak sama anak, mereka mau meluangkan waktu yang berkwalitas gak sama anak (jangan sangka ibu rumah tangga pasti punya waktu berkwalitas lho, kadang kwantitas sih iya, tapi kwalitas belum tentu. Ibu berkarier malah bisa jadi punya waktu berkwalitas yang lebih banyak), mereka mau gak bersinergi dengan sekolah untuk mendidik si anak. Sukses mendidik anak kan bukan Cuma tanggung jawab sekolah, karena di sekolah paling 6-7 jam sehari, jadi tetap orang tua yang megang peranan utama dalam mencetak anak berkwalitas…

Aiiiihhh... sok pinter banget si kathy... kikikik...

Yah segitu dulu deh laporan minggu minggu pertama kami bersekolah TK. Semoga semua tetap berjalan lancar seperti hari pertama yaaa...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar